Kamis, 25 Juli 2013
Anoa Satwa Endemik Sulawesi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Upafamili: Bovinae,
Genus: Bubalus,
Spesies: Bubalus quarlesi, Bubalus
depressicornis.
Nama binomial: Bubalus quarlesi (Ouwens,
1910)
Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi , Indonesia .
Anoa juga menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan
dilindungi ini terdiri atas dua spesies (jenis) yaitu: anoa pegunungan (Bubalus
quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua satwa ini
tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa tersebut
hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia . Diperkirakan saat ini
terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu
untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Baik Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi)
maupun Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) sejak tahun 1986 oleh IUCN
Redlist dikategorikan dalam binatang dengan status konservasi “Terancam Punah”
(Endangered; EN) atau tiga tingkat di bawah status “Punah”.
Secara umum, anoa mempunyai warna kulit
mirip kerbau, tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak memipih.
Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan
mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa atau apabila terpaksa akan
melawan dengan menggunakan tanduknya.
Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis) sering disebut sebagai Kerbau kecil, karena Anoa memang mirip
kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira sebesar kambing.
Spesies bernama latin Bubalus depressicornis ini disebut sebagai Lowland Anoa,
Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines .
Anoa yang menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi
tenggara ini lebih sulit ditemukan dibandingkan anoa pegunungan.
Anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis)
Anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis) mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih gemuk dibandingkan
saudara dekatnya anoa pegunungan (Bubalus quarlesi). Panjang tubuhnya sekitar
150 cm dengan tinggi sekitar 85 cm. Tanduk anoa dataran rendah panjangnya 40
cm. Sedangkan berat tubuh anoa dataran rendah mencapai 300 kg.
Anoa dataran rendah dapat hidup hingga
mencapai usia 30 tahun yang matang secara seksual pada umur 2-3 tahun. Anoa
betina melahirkan satu bayi dalam setiap masa kehamilan. Masa kehamilannya
sendiri sekitar 9-10 bulan. Anak anoa akan mengikuti induknya hingga berusia
dewasa meskipun telah disapih saat umur 9-10 bulan. Sehingga tidak jarang satu
induk terlihat bersama dengan 2 anak anoa yang berbeda usia.
Anoa dataran rendah hidup dihabitat mulai
dari hutan pantai sampai dengan hutan dataran tinggi dengan ketinggian 1000
mdpl. Anoa menyukai daerah hutan ditepi sungai atau danau mengingat satwa
langka yang dilindungi ini selain membutuhkan air untuk minum juga gemar
berendam ketika sinar matahari menyengat.
Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) sering
disebut juga sebagai Mountain Anoa, Anoa de montagne, Anoa de Quarle, Berganoa,
dan Anoa de montaña. Dalam bahasa latin anoa pegunungan disebut Bubalus
quarlesi.
Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi)
Anoa pegunungan mempunyai ukuran tubuh yang
lebih ramping dibandingkan anoa datarn rendah. Panjang tubuhnya sekitar 122-153
cm dengan tinggi sekitar 75 cm. Panjang tanduk anoa pegunungan sekitar 27 cm
dengan berat tubuh dewasa sekitar 150 kg. Anoa pegunungan berusia antara 20-25
tahun yang matang secara seksual saat berusia 2-3 tahun. Seperti anoa dataran
rendah, anoa ini hanya melahirkan satu bayi dalam setiap masa kehamilan yang
berkisar 9-10 bulan. Anak anoa akan mengikuti induknya hingga berusia dewasa
meskipun telah disapih saat umur 9-10 bulan. Sehingga tidak jarang satu induk
terlihat bersama dengan 2 anak anoa yang berbeda usia.
Anoa pegunungan berhabitat di hutan dataran
tinggi hingga mencapai ketinggian 3000 mdpl meskipun terkadang anoa jenis ini
terlihat turun ke pantai untuk mencari garam mineral yang diperlukan dalam
proses metabolismenya.
Anoa pegunungan cenderung lebih aktif pada
pagi hari, dan beristirahat saat tengah hari. Anoa sering berlindung di bawah
pohon-pohon besar, di bawah batu menjorok, dan dalam ruang di bawah akar pohon
atau berkubang di lumpur dan kolam. Tanduk anoa digunakan untuk menyibak
semak-semak atau menggali tanah Benjolan permukaan depan tanduk digunakan untuk
menunjukkan dominasi, sedangkan pada saat perkelahian, bagian ujung yang tajam
menusuk ke atas digunakan dalam upaya untuk melukai lawan. Ketika bersemangat,
anoa pegunungan mengeluarkan suara “moo”.
Populasi dan Konservasi. Anoa semakin hari
semakin langka dan sulit ditemukan. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir anoa
dataran rendah (Bubalus depressicornis) yang menjadi maskot provinsi Sulawesi
Tenggara tidak pernah terlihat lagi. Karena itu sejak tahun 1986, IUCN Redlist
memasukkan kedua jenis anoa ini dalam status konservasi “endangered” (Terancam
Punah).
Selain itu CITES juga memasukkan kedua
satwa langka ini dalam Apendiks I yang berarti tidak boleh diperjual belikan.
Pemerintah Indonesia juga memasukkan anoa sebagai salah satu satwa yang
dilindungi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Beberapa daerah yang masih terdapat satwa
langka yang dilindungi ini antaranya adalah Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman
Nasional Lore-Lindu dan TN Rawa Aopa Watumohai (beberapa pihak menduga sudah
punah).
Anoa sebenarnya tida mempunyai musuh
(predator) alami. Ancaman kepunahan satwa endemik Sulawesi
ini lebih disebabkan oleh deforestasi hutan (pembukaan lahan pertanian dan
pemukiman) dan perburuan yang dilakukan manusia untuk mengambil daging, kulit,
dan tanduknya.
Pada tahun 2000, masyarakat Kabupaten Buton
dan Konawe Selatan dibantu pihak BKSDA pernah mencoba untuk membuka penangkaran
anoa. Tetapi usaha ini akhirnya gagal lantaran perilaku anoa yang cenderung
tertutup dan mudah merasa terganggu oleh kehadiran manusia sehingga dari
beberapa spesies yang ditangkarkan tidak satupun yang berhasil dikawinkan.
Tahun 2010 ini, Taman Nasional Lore-Lindu
akan mencoba melakukan penangkaran satwa langka yang dilindungi ini. Semoga
niat baik ini dapat terlaksana sehingga anoa datarn rendah (Bubalus
depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dapat lestari dan
menjadi kebanggan seluruh bangsa Indonesia seperti halnya Panser
Anoa buatan Pindad.
Langganan:
Postingan (Atom)